Orang tua saya baru saja melihat blog yang saya bikin. Berhubung postingannya baru dua, jelas saja isinya langsung kelihatan semua. Cukup lucu juga, komentar pertama dari ibu saya adalah seperti ini:
Ibu: Nak, itu yang bikin postingan tentang speedy kamu ya?"
Saya: He'eh
Ibu: Hati-hati lho, kamu kan ngambil logonya speedy trus diedit-edit. Udah gitu isi postinganmu kan nyeritain kejelekan speedy.. bisa-bisa kamu diperkarakan lho gara-gara nulis begituan di internet. Ntar kalo ditangkap gara-gara pencemaran nama baik gimana?
Saya: (diam saja sambil tersenyum)
Kalo memang benar seperti itu, berarti demokrasi Indonesia telah selangkah lagi maju ke kematian. UU ITE memang menjadi sebuah alat pembungkam opini masyarakat di internet. Kalo saya menyebarkan isu bahwa speedy mengandung melamin (emang Oreo..), bolehlah kalo saya ditangkap. Lha wong saya cuma curhat kok dibilang mencemarkan nama baik.. Saya nggak melakukan sebuah public complain, karena itu memang harusnya dilakukan di media massa yang kredibel. I knew that. Toh saya juga ga ngarep untuk dijawab sama pihak Speedy. Saya sadar kalo internet bukan merupakan sebuah area privat. Disini semua orang bisa melihat. Tapi pada akhirnya, apakah semua pendapat yang mengatakan tetang kejelekan perusahaan A atau artis B bisa dikatakan sebagai pencemaran nama baik? Perlu diingat bahwa internet juga penuh dengan opini subyektif dari orang-orang, yang seringkali menulis tanpa maksud apapun selain sekedar curhat seperti saya. Kalau memang semua pendapat yang "dianggap menjelek-jelekkan" dapat dikenai sanksi melalui UU ITE, saya rasa forum sebesar Kaskus pun bisa bubar. Lha disitu selain posting yang positif juga banyak banget yang curhat dan nggosip kok :p
(dan sekarang saya sedang membayangkan ada orang-orang sedang mengumpulkan Koin Keadilan Untuk Cahya hahaha)