Monday 28 May 2012

Karena SES A B C Bukan Patokan

Belakangan ini saya merasa agak muak dengan keadaan di Indonesia.
Kita semakin rajin merutuki keadaan. Kita semakin cerewet dalam mengomentari kinerja pemerintah.

Saya muak dengan cara pandang menilai ketidak berdayaan masyarakat melalui SES (Socio Economic Status),  dimana masyarakat miskin itu pasti tidak berdaya, dan masyarakat kelas atas itu harus ikut menderita kalau masyarakat kelas bawah susah. Maaf saja, ini bukan komunisme.

Saya muak dengan para mahasiswa yang dengan gagah berani, merasa sebagai ratu adil bagi kaum miskin, melempari polisi anti huru-hara dengan batu, sembari sesekali merusak mobil entah-milik-siapa yang sedang sial terparkir di sebelah mereka.

Sesekali turunlah ke jalan sebagai rakyat biasa, dan kita akan melihat bahwa orang-orang yang kita anggap pantas untuk dibela itu kadang kala tidak pantas mendapatkannya. Sounds harsh? memang. Banyak dari mereka yang pantas untuk dibela dengan cara-cara diatas. Tapi banyak lagi yang tidak.

Banyak dari mereka yang cerewet. Diajari ini-itu tetap saja tidak mau berubah, ada saja alasannya.
Banyak dari mereka yang malas. Sudah tau punya masalah tapi kerjaannya hanya menunggu bantuan pemerintah.

Orang-orang kelas atas memang banyak yang merampok uang negara. Tapi berapa banyak yang jujur?
Haruskah usaha keras mereka dinegasikan saat mereka menuntut hak mereka, hanya karena mereka kaya?

Saya pribadi cukup tersinggung jika diberi argumen, "jelas saja kamu bisa ngomong begitu, kamu kan kelas menengah".

Tidak, ini bukan perkara SES. Ini perkara dimana kita semakin hari semakin cerewet merutuki keadaan, tapi makin malas melakukan perubahan.

Perubahan itu didapat bukan dari melempari kantor pemerintah dan membakarnya. Perubahan itu terjadi kalau kita berbuat sesuatu. Sesuatu yang bermanfaat, tentunya.
Tapi kalau masih tidak suka dengan kondisi Indonesia, cobalah (minimal cari tahu) Korea Utara atau Somalia. Dan mungkin kita akan sadar kita ini sudah terlalu cerewet menuntut.

*ditulis dibalik perlindungan layar komputer sembari makan indomie