Saturday, 28 May 2011

PPC (Publicia Photo Club, Publicia Pancing Club, Publicia Pepohonan Club, you name it..)

"njuk penting yo ne malem trakhir kowe dadi ketua...ealah cah cah"
"welah..wes terakhir og piye.. wes ngopo wae Cah?"

Jujur, dua komentar dari senior saya diatas berhasil membuat saya merenung semalaman. Dan dilanjutkan besoknya lagi, sampai malam saya membuat tulisan ini. Sudah ngapain aja sih saya ini? Dan tiba-tiba saya galau, terus pengen curhat.
Disini saya cuma pengen membeberkan segala hal yang saya rasa gagal saya lakukan selama setahun terakhir. So if you think i'm kinda sissy, fuckin' hell with you.


"Nek koe dadi ketua PPC, koe bakal keno 2 kutukan. Pertama, koe bakal suwi lek lulus. keloro, koe bakal jomblo seumur hidup! (kalo kamu jadi ketua PPC, kamu bakal kena dua kutukan. pertama, kamu bakal lama lulusnya. kedua, kamu bakal jomblo seumur hidup!)," Diucapkan dengan paling  penuh semangat oleh Awe, diikuti oleh senior-senior lainnya (2010)

Saya ingat sekali, dua kalimat kutukan itu selalu disebutkan saat awal-awal saya menjadi ketua PPC. Publicia Photo Club adalah semacam komunitas foto yang saya ketuai dari periode 2010-2011. Selain rumah dan jurusan komunikasi, PPC adalah salah satu tempat berkumpul yang paling saya cintai. PPC adalah tempat saya bertemu dengan orang-orang keren yang sampai sekarang jadi panutan saya. PPC adalah tempat saya bertemu dengan teman-teman baik yang sangat bisa saya andalkan. Saya sangat nyaman berada di sini, padahal di awal-awal masuk saya termasuk yang paling nggak aktif. Gagal disini sangat menyakitkan buat saya.

Saya ingat setahun yang lalu saya mengajukan diri ke Intan, ketua sebelumnya, karena saya melihat angkatan saya yang aktif di komunitas ini tinggal segelintir orang saja. keinginan saya cuma satu, membuat PPC jadi komunitas yang asik dan lebih baik. Then, voila. saya mendapatkan gelar sebagai ketua PPC 2010-2011. Dengan semangat 45 dan keinginan menggebu-gebu untuk memajukan PPC, saya dan teman-teman yang lain membuat berbagai macam proker yang (ekspektasinya) akan mengangkat nama PPC.

Toh, pada akhirnya nasib berkata lain. Makrab diadakan 2 bulan setelah masuk, otomatis kegiatan BSO juga mundur startnya. Berlanjut dengan para maba yang sensi sama seniornya gara-gara makrab. Di tengah perjalanan, kampus libur satu bulan karena Merapi ngamuk. Tempat nongkrong di kampus dibongkar. Saya dan teman-teman sibuk kuliah. A series of unfortunate events, yeah. Komunitas kalo ngumpul aja sulit, gimana bisa hidup? Begitulah curhat dari ketua PPC dan Deadline (Kine juga, tapi ga terlalu. Soalnya programnya banyak yang jalan. asem kowe Pril). Tapi yah....... mau dibilang membela diri, saya bilang nggak karena kondisinya memang tidak mendukung dan buruk. Tapi iya juga, karena saya nggak cukup jago untuk mengatasi masalah-masalah yang ada. Hasilnya? PPC terasa vakum. Mati suri. Apapun lah.

Pada akhirnya, saya cuma bisa merasa nyesek. Nyesek karena saya nggak memberikan kontribusi apa-apa ke PPC. Nyesek karena nggak bisa melaksanakan janji saya ke Intan untuk bikin pameran. Nyesek karena nggak bisa melaksanakan janji saya untuk mendekatkan senior dengan juniornya.
Kalau tidak ada halangan, minggu ini saya akan lengser dari jabatan saya. Yah semoga teman-teman pengurus baru bisa memompakan darah segar ke PPC ke depan, itung-itung nggo obat getun haha.